Over and over aku terus berpikir, mungkin jika tidak ada cinta di dunia ini, mungkin tidak akan ada orang-orang yang tersakiti.
Namun aku selalu kembali pada jawaban yang sama. Tanpa cinta, mungkin hidup kita akan terasa hampa. Seperti robot.
It reminds me pada salah satu film. I-Robot. Ada salah satu robot yang ingin merasakan emosi.
Mungkin, tanpa cinta, kita akan seperti robot itu.
Aku mungkin adalah orang yang tak pernah berhenti bertanya, mengapa harus mencintaimu. Mengapa selalu kau torehkan luka?
Mungkin karena aku terlalu sering merasa luka pada cinta.
Di saat aku berharap pasanganku mengerti keterbatasanku untuk berkomunikasi, entah karena tuntutan pekerjaan, atau kondisiku, malah dia menjadi orang yang paling tidak mengerti. Di saat aku justru tidak menuntut apa-apa dari ketiadaan dia, dia malah menganggap aku tidak peduli padanya.
I keep wondering.
Aku tidak mengerti.
Kenapa justru pada keadaan aku tidak memiliki apa-apa untuk ditawarkan. Dia tidak pernah mengucapkan kata-kata sayang padaku, justru selalu aku.
Di saat banyak pertanyaan justru ia tidak menghiraukanku.
Apa yang harus tidak dimengerti lagi? Justru pada saat kau memiliki segalanya, bagaikan madu yang berlimpah, ribuan lebah akan datang mengerubungi.
Namun saat madu itu sudah habis, tidak akan ada lebah yang tertinggal.
But still..masa sih sejahat itu sama aku?
Atau mungkin dia hanya seorang pria egois yang tidak berusaha mengerti aku?
Lalu apa bedanya dia dengan pria sebelumnya yang pernah aku caci maki karna telah melukaiku?
Setidaknya pria sebelumnya itu jelas-jelas an asshole! Dan aku meninggalkan pria asshole itu dengan sadar.
Tapi dia? Orang yang mati-matian aku sayang tidak pernah mengucapkan kata-kata sayang padaku, justru selalu aku.
Dan saat dia memilihku, apa aku harus percaya?
Aku yang bingung. Atau apa?
Sampai detik ini, aku tidak bisa memahaminya. Hanya meninggalkan sebuah pertanyaan dan tanda tanya besar.
WHY? WHY HIM?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar