Rabu, 30 Juni 2010

2 sisi diriku

It's been a while aku udah lama nggak posting di blog.
Dibandingkan  out blog lainnya, ini termasuk jarang. Hm...mengapa?
Ku akuiii...(hhihihi..kok kayak lagu)..karna disana aku lebih bisa terbuka apa adanya. Tanpa perlu takut akan penilaian dan tuduhan.
Kadang aku berpikir.
Disini ada bagian dari hidupku yang masih menjadi hitam. Karna aku masih belum memiliki keberanian yang cukup untuk menyalakan lampu di sana.
Sedangkan di bagian go blog, aku pun menyembunyikan bagian paling personal dari diriku.
Namun, dari kedua bagian tersebut...aku tetap menjadi diriku sendiri. Yang suka ngakak kalau ada yg lucu. Yang tomboy dan sembrono. Dan yang suka menulis puisi dan blog juga.

Mengapa aku tidak bisa menjadi benar2 terbuka dan menjadi 1 ego saja? Hihihihi..
Aku masih belum menemukan jawabannya...

Selasa, 22 Juni 2010

letih

Rasanya pengen berteriak!!!!!!!!!
Melepaskan semua kepenatan dan beban yg menghimpit.
LELAH!! Begitu melelahkan sampai rasanya semua syaraf syarafku siap meledak.

Ingin berlarian di tepian pantai. Merasakan hangatnya pasir, dan dinginnya air laut.
Menggantungkan semua impian dan harapan di ufuk sore.

HUAAAAAAAAAAAAAAA....!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
dan semuanya menghilang.....

Kangen sama mereka ...

Kangen sama ponakan. Kangen nakalnya. Kangen lucunya.
Kangen bobo rame2. Kangen peluk2. Kangen cium2.
^^
Lucu yaa ponakanku..Hehehe..
Mudah2an besar nanti, mereka menjadi pria2 yang baik hati.

Gitu2..setiap kali ketemu ma aku pasti nempel, apalagi kalau udah lama nggak ketemu.
Tapi kalo udah nginep semalem. Pasti abis itu lengket. Malahan ngikutin terus. Hehehe..
Biasa..kan udah ditempelin lem dulu.
Hahahahaha..

(*kapan yach..punya..Hahahahaha..*)

Sabtu, 19 Juni 2010

Hidup itu Pilihan .....

Hidup itu bukan tentang siapa orang yang kau cintai tapi seberapa banyak orang yang pernah kau sakiti ... speechless, kalo kali ini gw dah bikin kecewa dan nyakitin perasaan seseorang. Semua demi kebaikan, mencoba untuk membela diri meski seharusnya gw menghadapi semua persoalan bukan menghindar darinya. Disaat gw bertemu dengan seseorang yang begitu baik dan tulus sama gw, tapi disaat itu juga gw  harus melepas semuanya. Inginnya mengikuti kata hati, tapi  tetep logika yang harus gw pake. SEPERTI JATUH DI LUBANG YANG SAMA.... Mengulangi suatu kesalahan yang pernah gw buat dimasa lalu.. Beda agama, beda keyakinan dan bukan masalah sepele buat gw ngejalanin sesuatu diluar ajaran agama, jujur gw tidak pernah siap untuk menghadapi masalah ini dikemudian hari.. PLEASE, ngetiin gw, ini bukan keinginan gw, tapi inilah gw seutuhnya. Maap untuk semua kata yang belum sempat gw sampaikan, maap untuk semua tanya yang belum gw jawab, maap untuk semua sikap gw selama ini ...

Kamis, 17 Juni 2010

Membuka Hati Tanpa Syarat

Membuka hati tanpa syarat? Apa tuh?
Yang sering gw tahu malah kredit tanpa agunan. Hehehe. Laiin..itu lain doong.
 

Gw pernah baca disebuah buku yang isinya bahwa jika kita mau membuka seluruh indera kita 100%, maka kita bisa mendapatkan yang namanya indera keenam allias insting.

Membuka indera ini bukanlah hal yang mudah, tapi juga bukan pula hal yang sulit. Sulit sulit mudah gitu deh. :P Karena yang terpenting adalah (menurutku) membuka hati agar mau lebih mendengar, agar mau lebih melihat, agar mau lebih mengecap, agar mau lebih mencium, agar lebih mau merasakan semua yang terjadi di sekeliling kita.
Untuk apa? Intinya sama...untuk mengalami suatu perubahan yang signifikan.

Nah, jadi tadi malam itu dalam bacaan referensi pun diceritakan (secara tidak langsung) bagaimana hebatnya sebuah efek perubahan dari kemauan membuka hati.
Cuma...satu hal yang penting juga.
Membuka hatinya harus tanpa syarat.

Karena jika tanpa syarat berarti kita benar-benar membuka hati 100%.
Bukan dengan syarat jika A, jika B, jika C, dan kalau tidak maka akan D.
Kalau pakai syarat begitu, apakah masih 100% atau malah tergantung syarat?

Kalau menurut gw sih, jika pakai syarat itu lebih susah lho.
Karena tidak ada nilai kepasrahan atau penyerahan diri seutuhnya pada keinginan membuka hati itu.

Dan kalau tidak pasrah bagaimana?
Ya...jd ingat trust game yang sering dipraktekan kalau sedang pelatihan kepemimpinan di kantor gw yang lama.
Kalau tidak pasrah bagaimana?
Ibarat hendak memberikan suatu barang ke orang lain (sebut saja si X), tapi saat menyerahkan barang itu ke X, aku tidak melepaskan tanganku.
Apa jadinya? Barangnya tidak akan berpindah khan? Apa itu artinya memberikan? Ya bukaan laaah...
Itu namanya nempelin doang ke tangan orang lain kali yah? Hehehehe.

Sama dengan membuka hati.
Kalau masih pake syarat...itu artinya masih buka-tutup hati. Hehehe :P

Memang sih membuka hati tanpa syarat itu sulit.
Tapi juga tidak sulit juga lho.
Karena semua itu tergantung keinginan kita sendiri.
Seberapa besar kita ingin membuka hati?
Seberapa besar kita ingin berubah?

Jadi...seberapa besar gw bisa membuka hati? 


Jawabannya gw masih belum bisa untuk membuka hati ....

30 Mei 2010

[Pelajaran Hari Ini] Semua Akan Baik-baik Saja, Anakku!

Minggu ini dimulai dengan kesibukan yang cukup menguras energi otak, baik fisik.
Yaa..seperti biasanya akhir bulan deh.
Tapi lalu dengan suhu badan yang semakin panas, kerjaan yang semua diburu-buru, tekanan semakin terasa. Badan  mulai menggigil, jam makan tak menentu, perut sakit entah karena masuk angin atau lapar, emosipun menjadi tak stabil.
Dari yang biasa, menjadi pemarah, lalu kembali tertawa-tawa, lalu depresi, lalu menjadi pemarah, lalu kembali tenang, dan yang terakhir...letih. Merasa tak berdaya dan sendirian.

Kupaksakan tubuh letih dan laparku ke kamar mandi, dan berusaha melepaskan semuanya dalam aliran air.
Berharap perasaanku bisa kembali stabil.
Mengucapkan doa...berharap untuk sebuah kepasrahan.
Tapi sebuah rasa ingin menangis yang tak sabar ingin keluar dari diriku muncul. Walau belum menemukan alasan untuk menangis.

Dan dalam alunan tanganku mengerjakan lemburan, akupun memutuskan...yap..ini waktunya untuk menulis.
Sedari dulu, sampai sekarang, hal itulah yang bisa menenangkanku. Kenapa tidak dicoba?

Setelah menulis ulang buku catatan puisi lama ku, aku teringat pada sebuah buku harian lama ku.
Di dalamnya ku temukan sebuah tulisan lama yang selalu akan kurindukan.
My mom's handwriting...

Mataku mulai berkaca-kaca.
Ku teruskan halaman demi halaman, aku mulai tersenyum-tersenyum sendiri. Kutemukan berbagai curahan hatiku jaman SMP hingga SMU. Hahaha..asli norak banget. :P
Namun saat menemukan halaman terakhir, kembali kutemukan tulisan itu...her handwriting again...

Kali ini bukan dalam kata-kata singkat, melainkan sebuah nasihat.
Mengingatkanku agar tak menyerah, agar selalu berusaha dalam apapun juga..terutama dalam hal-hal yang aku senangi.

Tanpa sadar, aku pun mulai menangis.
Aku pun mengerti mengapa dari tadi aku ingin menangis.
Karna aku merindukan kehadirannya, merindukan pelukan darinya...

...dia yang bahkan sudah jarang aku lihat saja masih menunjukkan cintanya melalu sebuah nasihat lama yang digoreskan olehnya dari bertahun-tahun yang lalu...

Sebuah cinta dan kasih sayangnya yang tak lekang oleh apapun juga...dari seorang ibu...yang kan slalu kurindukan...yang selalu siap berkata...semua akan baik-baik saja, anakku...


31 Mei 2010
I miss you, mom

PATUH Itu Sulit ya...

'Iya Ibu, mulai saat ini aku akan patuh sama Ibu."
atau "Kalau kamu tidak nurut, Ayah tidak sayang lagi sama kamu!"

Dua kalimat tersebut mungkin adalah kalimat yang paling sering aku dengar sejak kecil.

Patuh ataupun nurut. Dua kata yang ditekankan dari kedua kalimat tersebut. Akan patuh, harus patuh, jika tidak patuh akan begini akan begitu...
Hal-hal seperti inilah yang diajarkan kedua orang tuaku kepada anak-anaknya sedari kecil bahkan hingga dewasa, mengingat orang tua lebih banyak pengalamannya dibandingkan anak-anak. Jadi sudah lebih tahu dan paham. Setidaknya begitulah yang kita mengerti. Semua untuk kebaikan sang anak juga khan?

Namun bagaimana kalau tidak patuh? Bagaimana kalau tetap nakal?
Kalau anak kecil disuruh berhenti loncat-loncat tapi tidak patuh, biasanya jika terjatuh, orang tuanya akan bilang, "Makanya sih...tidak nurut sama Ibu. Jatuh khan,"

Nah kalau sudah dewasa bagaimana?
Dan jika bukan orang tua kita yang meminta untuk patuh bagaimana?
Akankah kita akan menurut? Akankah kita mendengarkannya?

"Ya tergantung kasusnya," sahut seorang temanku saat aku menanyakan hal itu.
Ok lah, mungkin kalau disuruh jangan membunuh, kita masih bisa patuh. Berat ituu. :P

Tapi bagaimana jika kita diminta jangan berdusta?
Atau yang paling enteng deh...yang paling masuk di akal deh...

Bagaimana jika suatu hari kamu berdoa meminta petunjuknya. Lalu diberitahu dengan jelas sejelas-jelasnya.
Trus akankah kamu patuh? Atau malah ngikutin egomu?
Hehehe..berat nih. Ego memang susah dilawan.

Ego untuk tidak mau memaafkan, padahal sudah disuruh harus saling memaafkan.
Ego untuk tidak mau berbagi, padahal sudah disuruh harus saling berbagi dengan sesama.
Ego untuk tetap bergosip, padahal sudah disuruh tahan omongan.

Ego itu apa sih? Ya keinginan kita sendiri. Mau maunya kita istilahnya. Enak perutnya kita, enak kepalanya kita, enak enaknya kita dehh.
Maunya kita begini, tapi Tuhan sudah jawab suruh begini. Huhuhu..kalau yang antara mau dengan Tuhan suruh sejalan sih masih enak deh.
Yang berat tuh kalau sudah berlawanan arah. Ibarat yang satu mau naik, yang satu suruh ngumpet.
Yang satu mau hitam, yang satunya lagi mau putih.
Seperti magnet yang saling bertolak belakang.

Jelas-jelas kita yang minta jawaban sama Tuhan, tapi sudah dikasih jawaban, masih ingin maunya sendiri. Lha ya ibarat orang nanya jalan, tapi nggak mau didengerin, mau jalannya dia. Yaa syukur-syukur nyampe. Nah kalau nyasar? Trus pakai dijambret atau ditodong? Wew!

Kalau sudah begitu, biisa nggak ya Tuhan bilang begini, "Makanya, dibilangin susah sih. Apa sudah Ku bilang khan?"
Hehehe...

12 Juni 2010
*renungan tengah malam ditengah kekerasan kepala

Selasa, 01 Juni 2010

DE JAVU

Otak gw hari ini bekerja lumayan capek.
Setelah seharian..uhmmm..not all day sih. Tapi 8 jam ngerjain SPJ dan Pajak lumayan bikin gw muter muter otak trus mikirin kesalahan nilai, jumlah dan nomor buku kas.
Not bad buat gw ngerjain ini. Nambah ilmu gw lagi dan semacam refresh otak gw.
Bikin gw kangen belajar lagi di kelas. :D

Selesai ngerjain, sempet keluar kantor dan jalan kaki ke (maunya ke rumah di Bandung hehehe ...) tapi ga bisa, lalu memutuskan buat duduk dibawah pohon cemara, ngelamun dan bengong liatin gunung wayang. Setelah itu masuk lagi ke kantor, duduk manis, ngelamun dan bengong liatin gunung wayang. Terus pulang deh ke mest makan, beres2 terus istirahat .. DE JAVU

It was a great day for me. Dan berharap besok bisa semangat seperti hari ini. :D

Dreamer

Kebahagiaan.
Menurutmu apa itu kebahagiaan? Punya pacar yang sayang sama kamu? Menikah? Karir yang bagus? Punya kekayaan yang melimpah? Atau sekedar hidup tenang dan damai?

Kalau ditanya ke aku ya, hidup tenang dan damai. Buat apa punya pacar yang sayang sama kamu, tapi dia juga membagi hatinya ke yang lain?
Menikah? Buat apa kalau suamimu suka main tangan atau pemalas?
Karir yang bagus? Apalagi kekayaan yang melimpah?
NO! Aku memilih hidup yang tenang dan damai.

Buka milis dan melihat foto a' uzay & momen di salah satu thread bikin aku tersentak.
Aku telah berjalan di jalan yang salah beberapa minggu ini.

Aku telah salah berharap. Telah salah karena telah menjadi pemimpi.

Sekarang aku mulai melangkahkan kaki dan menginjak bumi. NO more dreamer!