Senin, 27 September 2010

Dooh!! Ngak boleh gitu!

That's what I do today. This early morning for the exactly.
Pagi ini, pukul 07.30 tepatnya, aku harus mempertanggung jawabkan semua pekerjaanku yang kemarin berantakan. Dan jumlahnya lumayan tidak sedikit....  
Sempet kepikir, wah..kelar nggak ya? Biisa ke handle nggak yah?
Gila..tapi..aku tersadar. Dooh!! Ngak boleh gitu!
Kudu optimis. Semua itu tidak ada yg mustahil lho.
Yap! Harus optimis! Semua kerjaan ini pasti bisa dijalanin. Dengan hasil yang terbaik.
Biarkan semua berjalan sesuai rencanaNYA. Karna selalu indah pada waktunya.
Percaya...dan selalu bersyukur..itulah yang seharusnya dilakukan..
dan tak lupa..berusaha sebaik-baiknya..

SEMANGAD ... 

Not Me banged ...

Sekarang, aku lagi belajar untuk percaya kembali. Setelah sekian lama aku kehilangan setiap syaraf untuk mempercayainya. Hehehe..
Apakah aku pintar menulis? Rasanya tidak. Aku hanya membiarkan setiap perasaan  & setiap kalimat yg terlintas dikepalaku tertuang dalam ketikan atau goresan tinta.
Gaya menulisku masih kasar menurutku. Masih perlu banyak editan & latihan. Masih perlu banyak tuntunan bimbingan. Ceile ...

Sebenarnya hari ini hanya dipenuhi oleh pertanyaan..
Selebihnya pekerjaan yang menumpuk kembali berteriak2...meminta diselesaikan. Hahahaha..

Sebuah kata terlintas. Cita-cita.
Apa sih cita-cita? Sampai detik ini, jujur jika aku ditanya itu mungkin aku akan diam dan berpikir sejenak. Sedari awal aku menjalani fase kehidupan ini hingga detik ini pun..it's all blank.
Hanya slalu menyisakan banyak pertanyaan.

Argh..never mind. Males dipikirin. Cape. Otakku udah overload terus. Memaksa harus dikeluarkan semuanya. Atau bener2 akan explode. Hahahahaha..
Jadi PNS ...not me banged, huhu ...

Rabu, 22 September 2010

SMS mimiemmm ...

Seharian ini dunia di sekitarku mendidikku untuk menjadi lebih dewasa.
Begitu memulai hari, kerjaan agak sedikit stuck. Masih bisa aku handle, khan jumat pulang hehe..
Tapi begitu rintangan menyentuh pribadiku. Aku mulai perlahan lumer. Dan akhirnya menangis.
Aku coba menulis, tidak ada satupun ide yang keluar. Akhirnya air mata terus mengalir...hingga sebuah sms masuk.
Entah kenapa, hanya sebuah sms sederhana membuatku tertawa dan sedikit lebih baik.
Isinya? Hanya sebuah pernyataan sederhana dari pacarku. "mimiemmmku," hahaha ....
Dan entah mengapa, sedikit demi aku lebih bisa berpikir lebih baik.
Aku mulai kembali mengumpulkan semangat, dan berpikir positif.
Lucu ya bagaimana sebuah sms sederhana tanpa niatan apa-apa bisa membuat aku tersenyum kembali.
Inilah yang dinamakan...apapun yang kau lakukan..apapun yang kau katakan..sesepele apapun...langsung atau tidak langsung..pasti merubah hidup seseorang.
Ah...hanafi...terima kasih untuk sms semangatmu sayang.

tudey

Seperti biasa, hari ini tanpa dirinya. Sendiri menenggelamkan diri dalam kesepian kamar. Seharian aku mengurus SPJ dan pajak. Namun yg ada di kepalaku hanyalah dia. Konsen? Teteplah konsen ke kerjaan. Must! Tapi aku kangen banget sama dia. Sangad, udah kecanduan gak bisa hidup tanpa hanafi walau sehari hihihi ....
Ngedengerin mp3, sambil nimpukin empuknya bantal itu, gak bisa bergerak bener-bener tegang syaraf-syarafku. Kelelahan yang sangad lahir dan batin hari ini, Ngelamun and then bengong, apa yang dilamunin? Wah itu mah secret dunks,,^_^ hahaha ...

Sentimental Mellowholic ...

Bandung, 28 Mei 2010.
Hari ini aku di sekap sepi dalam mobil yang melenggang tenang menuju Bandung. Sungguh fantastis bisa menikmati hari kedua patah hati sendiri tanpa menangis. Sepanjang jalan, aku sibuk memikirkanmu dan tak kubiarkan ada jeda menyusup sedikit saja. Rasanya tidak adil ketika kamu datang dan menjejali hari-hariku dengan banyak pertanyaan lalu tiba-tiba kamu putuskan untuk pergi tanpa alasan yang jelas. Ya, seolah-olah aku telah di persiapkan untuk patah hati sedini mungkin ketika akhirnya aku tahu kamu sudah dimiliki orang lain. Aku menghela nafas. Benar sekali, jatuh cinta adalah proses ketagihan yang begitu indah dan menyiksa. Dan patah hati tak jauh beda dengan jatuh karena ditarik gravitasi tanpa henti. Sialnya, aku patah hati seorang diri.
Kamu tidak meninggalkan apa-apa kecuali kenangan bergaransi seumur hidup yang akan kusimpan sampai karatan. Tiba-tiba aku ingat janjiku untuk tidak jatuh cinta lagi padamu. Benar-benar seperti senjata makan tuan ketika lambat laun kamu meracuni hatiku yang serapuh kertas ini. Ah, hati memang tak pernah menepati janji.
Kuputar lagu-lagu yang menenangkan sambil menikmati pemandangan padatnya lalu lintas kota Bandung. Ah, harusnya saat ini kamu ada di sebelahku , bukan malah pergi dan meninggalkanku. Sepanjang jalan yang tersisa hanya ceracau hati tak berkesudahan.
Sepi sekali rasanya. Kalau saja aku cukup punya nyali mengatakan perasaanku padamu yang begitu dalam ini, mungkin aku bukan seorang pecundang yang sedang dalam pelarian di kota asing. Tapi rupanya keberanian tidak datang dari langit seperti hujan yang bisa turun sewaktu-waktu tanpa permisi.
Kutulis surat untukmu. Seperti biasa, surat yang tak pernah benar-benar kukirim.
Hanz.. Aku patah hati.
Tapi, kamu tak perlu tahu.
Semua hanya lah konsekuensi dari ‘kesendirian’ yang kupilih.
Semoga kamu bahagia. Hanz.

Dua jam perjalanan lumayan membuatku mengalami fluktuasi suasana hati yang seimbang sampai akhirnya hanya hatiku yang tertinggal dalam mobil ini. Mobil yang langsung membawaku pulang ke Rumah dan dari kejauhan kulihat Mas Agung berjalan ke arahku sambil menyusupkan kedua tangannya pada saku mantel. Aku melambaikan tangan girang.
“Apa kabar, Mima?”
“Sangat baik, Mas. Tapi aku sedang patah hati”

another chapter

Hidupku seperti roller-coster lagi. Dalam hitungan 1 minggu ini, mood aku naik turun berkali-kali. Dan rasanya seperti bukan dalam hitungan 1 minggu. Melainkan seperti sudah berminggu-minggu.
Huff..
i wanna runaway n dissapear..once more.
hikz..

Pangalengan Pagi Ini

Pagi ini hari dimulai dengan guyuran hujan di sebagian besar wilayah di Pangalengan.
Dingin, sejuk, nyaman, nikmat, itulah yang kurasakan pagi ini. Sambil memeluk bantal yang enggan kulepaskan, aku memaksakan diri untuk terbangun.

Lalu kumulai hari dengan cukup sibuk.
Dan di saat makan siang, saat aku merebahkan tubuhku di kursi kerjaku, aku pun mulai berpikir.
Bersyukur itu sangat sulit yah?

Kemarin baru saja aku bersyukur, dan baru kemarin juga aku menggerutu.
Karena apa? Ya biasa lha..salah satunya adalah masalah keuangan di keluarga.

Aku marah.
Aku kesal.
Aku menggerutu.

Pikiranku mulai buntu.
Bagaimana caranya aku menyelesaikan ini.
Bagaimana caranya?

Akhirnya seperti sedang disentil, aku pun ingat. Untuk apa marah? Untuk apa kesal? Tho semua itu tidak bisa menyelesaikan masalahmu.
Bukankah yang ada malah darah tinggi?

Aku pun mulai duduk, menghela nafas, dan kudinginkan panasnya kepalaku. BUKAN PAKE ES BATU! Hahahaha :D Tapi pake bantal :P

Perlahan, seperti tirai gelap itu dibuka, kebuntuan itu dilepaskan, semua mulai terlihat.
Diujung sana, diujung sana...sebuah penyelesaian.

Sebuah kata-kata...Jalanilah, nikmatilah...lakukanlah yang terbaik. Biarlah sisanya, KUbantu penyelesaiannya.

Nyesss...ademm bener.
Geez, aku lupa kalau ada DIA yang senantiasa ada. Dan DIA yang selalu benar.

Selesai mendengar kata-kata itu, memang masalahku tidak serta merta selesai.
Tapi kini aku semakin percaya. Bahwa DIA memang selalu memperhatikanku.

Aku hanya perlu untuk lebih percaya padaNYA.

Terima Kasih Ya Allah

Untuk pagi hari ini
Untuk waktu tidur yang kurang
Untuk pekerjaan yang terus bertambah
Untuk sakit kepala hari ini


Untuk omelan dari bos
Untuk dompet yang kosong
Untuk kedatangannya yang singkat
Untuk kekesalan malam ini

Untuk waktu yang semakin sempit
Untuk cita-cita yang masih belum terlaksana
Untuk tugas yang tiada akhirnya

Untuk kesehatanku
Untuk daftar obat yang bertambah

Untuk semua yang terjadi hari ini
Dan yang akan terjadi esok hari yang mungkin tak akan kumengerti

Terima kasih Ya Allah

Merindukan Kalian

coba buka kulkas
dingin khan?
seperti itu hatiku

coba rasakan pare
pahit khan?
seperti itu hatiku

saat jauh dari kalian
saat tanpa kalian

saat tak bertemu kalian
saat tak bersama kalian

getir
itu rasanya hatiku
pedih
itulah jiwaku

saat kalian tak disetiap waktuku
saat tak bisa tertawa lagi bersama kalian

dan tiba-tiba aku merindukan .... orang tuaku

masih ada aku yang dipercaya

mengapa takut
jika itulah nyatanya

terlalu vulgar untuk diceritakan?
terlalu tabu untuk diketahui?

jangan berlagak bodoh
apalagi membodohi
jangan berlagak tak tahu
apalagi menutupi

menghargai masalah
memahami problema

entah urusan uang
ataupun masalah kamar

mengapa harus ditutupi?
saat pemecahannya sangatlah mudah

masih ada aku yang dipercaya
jika terlalu malu untuk bercerita

masih ada buku harian yang tak akan bocor
jika terlalu tabu untuk dikisahkan

jangan terlalu sibuk untuk membodohi
jika memang kau ingin pemecahan

Selasa, 21 September 2010

(Lagi)

Kau ceritakan
Kau dongengkan
Hari-hari indah akan masa depan kita

Kau rayu
Kau bujuk
Dan kau pikat diriku

Dengan cara kau ajari aku
Dengan kata kau didik aku
Dengan harap kau naikkan aku

Waktu
Waktu
Minta waktu

Aku jatuh
Kau jatuh
Dan kini kau lepaskan

Aku berdiri kosong
Dan tak mampu bicara
(Lagi)

Senin, 20 September 2010

JANGAN SESUKAMU (DONG!)

Wajar. Pantas. Benar.
Menurut siapa?
Menurut kamu? Atau menurut mereka?
Menurut mayoritas? Atau menurut minoritas?

Mentang-mentang janur kuning belum melengkung, kamu bisa seenaknya MENGGANGGU hubunganku dan membuat berantakan semuanya.
Mentang-mentang hubunganku masih baru, kamu bisa seenaknya menggoda DIA.
Mentang-mentang aku anak kecil, kamu bisa MERENDAHKANKU.
Mentang-mentang aku orang baru, kamu bisa MENGUBAH trotoar jadi tempat parkir.
JANGAN SESUKAMU DONG!

DIA khan pacarku! DIA khan milikku sekarang!
DIA khan kehidupanku! jalan hidupku sekarang!
JADI JANGAN SESUKAMU DONG!

Sejak kapan lampu merah berarti jalan? Sejak kapan trotoar jadi tempat parkir?
Kalau dijawab, kau takkan pernah bisa menjawabnya.
Sejak kapan kata dilarang berarti harus dilanggar?
Kalau dijawab, kau juga takkan bisa menjawabnya.

Aku tahu, kamu juga pasti tahu, bahwa menggoda adalah hal yang paling mudah Tapi aku pastikan DIA takkan tergoda.

Bahwa lampu merah berarti berhenti atau mungkin itu memang tidak pernah berlaku untukmu. Masih tidak pantas, masih tidak benar, masih tidak wajar. Namun kamu sendiri yang seringkali merubah dengan seenaknya.
Menyesuaikannya dengan kebutuhan hatimu. (...mungkinkah?)

Hatimu akan menunduk malu dan mengiyakan.
kamulah yang salah. Hanya bisa merusak. Hanya bisa menggangu. Hanya bisa membuat berantakan hubunganku.
kamu malu...jangan sesukamu dong...

Lagi Macet

Beberapa hari ini ideku buntu. Asli buntu.
Berjam-jam bengong di depan monitor, dan tidak menghasilkan tulisan apapun.
Coba sesekali break nonton tivi dan dengerin lagu, yang ada lama-lama matamu mulai kelelahan. Buset deh bener-bener buntu!
Akhirnya memaksakan diri menulis sebuah puisi. HAHAHA!
Hancur jadinya.

Aku lalu ingat betapa aku sering merasa buntu saat harus membuat jadwal pekerjaan.
Bengong berjam-jam di depan berlembar-lembar kertas jadwal.
Memaksakan diri untuk membuatnya, akhirnya hanya jadi setengah.
Dan mulai ngalor ngidul ngecek kerjaan SPJ-an bulanan.
Nah, yang aku rasakan hari ini ya kira-kira begitu.

Bingung aku, sungguh bingung mau bercerita tentang apa.
Padahal rasanya dari kemarin ide itu ada saja. Sudah muncul sampai di ujung kepala.
Salahnya memang aku tak langsung menuliskan ideku. Jadinya mentok sampai ujung kepala saja nih. Tidak bisa tertuang dalam tulisan. ARGHHH!

Merasa buntu itu benar-benar tidak enak.
Tidak bisa menghasilkan apapun.
Padahal rasanya begitu ingin menulis, dan menceritakan hal-hal menarik yang aku temui dari kemarin.
ARGHHH!

Ini ibarat keran yang lagi karatan kali yah?
Berusaha dibuka berkali-kali, tetap tidak mau terbuka. MACET.
Biasanya kalau keran itu khan harus diganti ulang, nah kalau isi kepala diapain dong?
Masa diganti ulang juga. Memangnya refill sabun. :D

Jadi...harus diapain ya? Dibawa liburan?
Liburan kemana? Liburannya ngapain? Hehehe...any idea?
Siapa tahu...selesai liburan 'keran' ideku tidak macet lagi...

Rabu, 01 September 2010

a rainbow after the rain

Semalam terbayar sudah semuanya
Akhirnya aku mencapai sebuah keputusan akhir
Painfull tapi melegakan
I finally know what I have to do
Sebuah ketegasan yg mungkin sulit tuk dilakukan
Tapi harus aku lakukan demi sebuah senyuman

No more bumpy ride
No more tears

Mungkin yg lalu emang harus aku lewatin
Sebuah pembelajaran baru dari Dia
Sebuah kursus hidup
To love..to be love
To hold..and to let go
To be strong..and stronger..
There's always a rainbow after the rain..rite??

I will survive kalo kata lagu

Pagi ini aku bangun dengan perasaan segar
Sempet dengerin lagunya Daniel Powter With Next Plane Home
Bener2 bikin aku makin semangat en seger.
Hehehe..Dapet lagi 1 lagu yg bisa bikin gw hepi..^^
Ntar mau cari ach text nya & lagunya.
Supaya anytime aku bisa denger..

Well God..
U always know how to make me smile..
U always know how to love me..

TIDUR!!!

Ini sudah jam 02.30 pagi.
Dan mataku sudah mulai makin merapat dan badan makin letih.
Dijamin besok aku bangun dengan setengah melayang.

Padahal sudah 3 hari sebelumnya belajar tidur lebih pagi. Sebelum jam 12 malam tepatnya. Dan sempat bangun terpagi jam 4 shubuh, itupun karna makan sahur. Dan sempat nonton Tivi bentar jam 04.00 pagi. Tapi kembali tidur dengan sukses....

Namun keesokan harinya, insomnia melanda lagi. SUsah tidur. Dipaksakan. Cuci muka, minum air putih, setel MP3 dengan lagu2 melo & jazzy, mencium bau aromatherapy dulu, lalu sambil rebah2an di kasur dengan menutup mata.
Kalau nggak begitu..dijamin..baru tidur setelah mata ini capek nonton tivi.

Lumayan banget lho bangunnya. Seger banget. Nggak berasa capek. Siangnya juga nggak ngantuk bawaannya. Tapi memang begitu jam 9 sudah ngantuk banget.

Tapiiii..sekarang hari ini...jam tidurku kembali kacau balau...
hiks..

Tidurrr..tidurrr...Sudah waktunya tidur dan bermimpi indah...

Cermin dan Aku

Pernah bercermin? Pasti! Kalau tidak, siapa yang tahu bagaimana itu bentuk dandanan.
Tahu cermin? Pasti dong! Kalau tidak, bagaimana bisa bercermin?
Jadi mengerti dong sifat cermin itu apa?
Memantulkan image apapun yang diletakkan di depannya. Tapi..dengan syarat, kanannya kamu jadi kirinya cermin. Kanannya cermin jadi kirinya kamu. Tahu dong seperti itu?

Lalu, kira-kira apakah bentuk yang ada di balik cermin berubah dari yang di depan cermin? Tidak! Jelas pasti dan sangat tidak!
Ia hanya akan memantulkan persis tanpa merubah. Selain masalah kanan dan kiri itu, ia tidak merubah esensi dari yang dipantulkannya sedikitpun.
Nah begitu pula dengan hidup.
Seharusnya hidup juga sama seperti cermin. Memantulkan seutuhnya diri kita. Termasuk sisi yang tak bisa terlihat saat kita tak memandang, disaat kiri menjadi kanan, dan kanan menjadi kiri.

Namun kadang cermin memang bisa menjadi buram, sehingga tak terlihat atau bahkan diri kita hanya terlihat samar-samar. Biasanya, cermin bisa menjadi buram oleh kotoran, embun, ataupun coretan.

Sama seperti hidup. Bagaimana kita memandang, melihat sesungguhnya diri kita sendiripun bisa kadang...tak terkenali selayaknya saat memandang ke cermin yang buram.
Status, jabatan, harta yang seringkali bisa merusak pemandangan itu. Menghalangi kita memandang, dan mengetahui siapa diri kita sesungguhnya.

Cermin-cermin mereka sudah paten, tidak bisa terpengaruh lagi oleh segala macam hal, kekayaan, jabatan, bahkan status. Mereka sudah tahu siapa diri mereka sesungguhnya. Mereka tidak takut akan apapun.
Bahkan saat mereka harus jatuh miskin sekalipun, mereka tidak takut. Karena apa?
Karena mereka sudah tahu siapa diri mereka sesungguhnya.

Namun bagaimana dengan kita? Bagaimana dengan aku?
Siapakah kita sesungguhnya? Seperti apakah aku?
Pernahkah kau memandang dirimu di balik cermin?
Seperti apakah dia? Seperti apakah aku?
Atau takutkah engkau untuk mengetahui sesungguhnya engkau? Tanpa harta, tanpa kekayaan, tanpa jabatan, tanpa status, siapakah engkau, siapakah aku?

Siapakah engkau?
Yakinkah bayang di balik cermin itu benar-benar kamu?
Sungguhkah itu engkau?

Bercerminlah...dan tanyakanlah pada dia yang di balik cermin.
Sungguhkah itu kamu?
Sungguhkah itu aku?