Kamis, 17 Juni 2010

PATUH Itu Sulit ya...

'Iya Ibu, mulai saat ini aku akan patuh sama Ibu."
atau "Kalau kamu tidak nurut, Ayah tidak sayang lagi sama kamu!"

Dua kalimat tersebut mungkin adalah kalimat yang paling sering aku dengar sejak kecil.

Patuh ataupun nurut. Dua kata yang ditekankan dari kedua kalimat tersebut. Akan patuh, harus patuh, jika tidak patuh akan begini akan begitu...
Hal-hal seperti inilah yang diajarkan kedua orang tuaku kepada anak-anaknya sedari kecil bahkan hingga dewasa, mengingat orang tua lebih banyak pengalamannya dibandingkan anak-anak. Jadi sudah lebih tahu dan paham. Setidaknya begitulah yang kita mengerti. Semua untuk kebaikan sang anak juga khan?

Namun bagaimana kalau tidak patuh? Bagaimana kalau tetap nakal?
Kalau anak kecil disuruh berhenti loncat-loncat tapi tidak patuh, biasanya jika terjatuh, orang tuanya akan bilang, "Makanya sih...tidak nurut sama Ibu. Jatuh khan,"

Nah kalau sudah dewasa bagaimana?
Dan jika bukan orang tua kita yang meminta untuk patuh bagaimana?
Akankah kita akan menurut? Akankah kita mendengarkannya?

"Ya tergantung kasusnya," sahut seorang temanku saat aku menanyakan hal itu.
Ok lah, mungkin kalau disuruh jangan membunuh, kita masih bisa patuh. Berat ituu. :P

Tapi bagaimana jika kita diminta jangan berdusta?
Atau yang paling enteng deh...yang paling masuk di akal deh...

Bagaimana jika suatu hari kamu berdoa meminta petunjuknya. Lalu diberitahu dengan jelas sejelas-jelasnya.
Trus akankah kamu patuh? Atau malah ngikutin egomu?
Hehehe..berat nih. Ego memang susah dilawan.

Ego untuk tidak mau memaafkan, padahal sudah disuruh harus saling memaafkan.
Ego untuk tidak mau berbagi, padahal sudah disuruh harus saling berbagi dengan sesama.
Ego untuk tetap bergosip, padahal sudah disuruh tahan omongan.

Ego itu apa sih? Ya keinginan kita sendiri. Mau maunya kita istilahnya. Enak perutnya kita, enak kepalanya kita, enak enaknya kita dehh.
Maunya kita begini, tapi Tuhan sudah jawab suruh begini. Huhuhu..kalau yang antara mau dengan Tuhan suruh sejalan sih masih enak deh.
Yang berat tuh kalau sudah berlawanan arah. Ibarat yang satu mau naik, yang satu suruh ngumpet.
Yang satu mau hitam, yang satunya lagi mau putih.
Seperti magnet yang saling bertolak belakang.

Jelas-jelas kita yang minta jawaban sama Tuhan, tapi sudah dikasih jawaban, masih ingin maunya sendiri. Lha ya ibarat orang nanya jalan, tapi nggak mau didengerin, mau jalannya dia. Yaa syukur-syukur nyampe. Nah kalau nyasar? Trus pakai dijambret atau ditodong? Wew!

Kalau sudah begitu, biisa nggak ya Tuhan bilang begini, "Makanya, dibilangin susah sih. Apa sudah Ku bilang khan?"
Hehehe...

12 Juni 2010
*renungan tengah malam ditengah kekerasan kepala

Tidak ada komentar: