Rabu, 01 September 2010

Cermin dan Aku

Pernah bercermin? Pasti! Kalau tidak, siapa yang tahu bagaimana itu bentuk dandanan.
Tahu cermin? Pasti dong! Kalau tidak, bagaimana bisa bercermin?
Jadi mengerti dong sifat cermin itu apa?
Memantulkan image apapun yang diletakkan di depannya. Tapi..dengan syarat, kanannya kamu jadi kirinya cermin. Kanannya cermin jadi kirinya kamu. Tahu dong seperti itu?

Lalu, kira-kira apakah bentuk yang ada di balik cermin berubah dari yang di depan cermin? Tidak! Jelas pasti dan sangat tidak!
Ia hanya akan memantulkan persis tanpa merubah. Selain masalah kanan dan kiri itu, ia tidak merubah esensi dari yang dipantulkannya sedikitpun.
Nah begitu pula dengan hidup.
Seharusnya hidup juga sama seperti cermin. Memantulkan seutuhnya diri kita. Termasuk sisi yang tak bisa terlihat saat kita tak memandang, disaat kiri menjadi kanan, dan kanan menjadi kiri.

Namun kadang cermin memang bisa menjadi buram, sehingga tak terlihat atau bahkan diri kita hanya terlihat samar-samar. Biasanya, cermin bisa menjadi buram oleh kotoran, embun, ataupun coretan.

Sama seperti hidup. Bagaimana kita memandang, melihat sesungguhnya diri kita sendiripun bisa kadang...tak terkenali selayaknya saat memandang ke cermin yang buram.
Status, jabatan, harta yang seringkali bisa merusak pemandangan itu. Menghalangi kita memandang, dan mengetahui siapa diri kita sesungguhnya.

Cermin-cermin mereka sudah paten, tidak bisa terpengaruh lagi oleh segala macam hal, kekayaan, jabatan, bahkan status. Mereka sudah tahu siapa diri mereka sesungguhnya. Mereka tidak takut akan apapun.
Bahkan saat mereka harus jatuh miskin sekalipun, mereka tidak takut. Karena apa?
Karena mereka sudah tahu siapa diri mereka sesungguhnya.

Namun bagaimana dengan kita? Bagaimana dengan aku?
Siapakah kita sesungguhnya? Seperti apakah aku?
Pernahkah kau memandang dirimu di balik cermin?
Seperti apakah dia? Seperti apakah aku?
Atau takutkah engkau untuk mengetahui sesungguhnya engkau? Tanpa harta, tanpa kekayaan, tanpa jabatan, tanpa status, siapakah engkau, siapakah aku?

Siapakah engkau?
Yakinkah bayang di balik cermin itu benar-benar kamu?
Sungguhkah itu engkau?

Bercerminlah...dan tanyakanlah pada dia yang di balik cermin.
Sungguhkah itu kamu?
Sungguhkah itu aku?

Tidak ada komentar: