Senin, 20 September 2010

JANGAN SESUKAMU (DONG!)

Wajar. Pantas. Benar.
Menurut siapa?
Menurut kamu? Atau menurut mereka?
Menurut mayoritas? Atau menurut minoritas?

Mentang-mentang janur kuning belum melengkung, kamu bisa seenaknya MENGGANGGU hubunganku dan membuat berantakan semuanya.
Mentang-mentang hubunganku masih baru, kamu bisa seenaknya menggoda DIA.
Mentang-mentang aku anak kecil, kamu bisa MERENDAHKANKU.
Mentang-mentang aku orang baru, kamu bisa MENGUBAH trotoar jadi tempat parkir.
JANGAN SESUKAMU DONG!

DIA khan pacarku! DIA khan milikku sekarang!
DIA khan kehidupanku! jalan hidupku sekarang!
JADI JANGAN SESUKAMU DONG!

Sejak kapan lampu merah berarti jalan? Sejak kapan trotoar jadi tempat parkir?
Kalau dijawab, kau takkan pernah bisa menjawabnya.
Sejak kapan kata dilarang berarti harus dilanggar?
Kalau dijawab, kau juga takkan bisa menjawabnya.

Aku tahu, kamu juga pasti tahu, bahwa menggoda adalah hal yang paling mudah Tapi aku pastikan DIA takkan tergoda.

Bahwa lampu merah berarti berhenti atau mungkin itu memang tidak pernah berlaku untukmu. Masih tidak pantas, masih tidak benar, masih tidak wajar. Namun kamu sendiri yang seringkali merubah dengan seenaknya.
Menyesuaikannya dengan kebutuhan hatimu. (...mungkinkah?)

Hatimu akan menunduk malu dan mengiyakan.
kamulah yang salah. Hanya bisa merusak. Hanya bisa menggangu. Hanya bisa membuat berantakan hubunganku.
kamu malu...jangan sesukamu dong...

Tidak ada komentar: